Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Kabar Kuliner
Ahli gizi sarankan konsumsi MBG maksimal dua jam setelah dibagikan
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-12 20:22:03【Kabar Kuliner】970 orang sudah membaca
PerkenalanTim ahli gizi SPPG Polda Kepulauan Babel melakukan pemorsian MBG di Pangkalpinang. ANTARA/Antara Bab

Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB) Budi Setiawan menyarankan penerima manfaat Makan Bergizi Gratis (MBG) segera mengkonsumsi makanan maksimal dua jam setelah dibagikan.
"Jadi, makanan itu idealnya dimakan ngak lebih dari dua jam setelah dimasak, kalau memang kudapannya digoreng, itu juga harus dibatasi agar ngak dimakan siswa lebih dari empat jam," katanya dalam siniar Badan Gizi Nasional (BGN) yang diikuti di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Wamen Isyana apresiasi SPPG libatkan ahli gizi identifikasi alergen
Budi memahami bahwa Program MBG baru pertama kali berjalan di Indonesia, sehingga baik pihak Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) maupun katering masih melakukan penyesuaian-penyesuaian tertentu.
"Ini karena pertama kali di Indonesia, jadi dunia kuliner dan gizi itu kan baru pertama kali membuat makanan dengan kapasitas 3.000-4000 setiap hari, jadi, katering komersial juga mungkin belum pernah punya pengalaman itu," ujar dia.
Budi menekankan pentingnya pelatihan keamanan pangan bagi petugas SPPG agar mampu mengelola distribusi MBG dengan lebih baik.
Baca juga: Pakar BGN paparkan sejumlah peran ahli gizi dalam Program MBG
Baca juga: Gubernur Kepri ingatkan ahli gizi SPPG kontrol ketat pengolahan MBG
"Jadi perlu dilakukan pelatihan, khususnya keamanan pangan. Ada beberapa informasi di SPPG itu saat memasak butuh waktu yang lama, pemorsian di holding-nya juga terlewati waktunya, kemudian waktu pengantarannya juga, sehingga ada risiko bahwa makanan itu dikonsumsi terlalu lama, ini perlu jadi kritik bagi BGN," tuturnya.
Hingga November 2025, jumlah penerima manfaat MBG di Indonesia telah mencapai lebih dari 40 juta orang, dengan jumlah SPPG yang telah beroperasi lebih dari 13 ribu unit.
Suka(998)
Artikel Terkait
- Begini cara memisahkan tulang ceker ayam agar mudah diolah
- Kulit terbakar matahari panas? Kenali gejala dan penanganan "sunburn"
- Cegah penambahan populasi, KPKP Jakut targetkan sterilisasi 250 kucing
- Sejumlah kalangan sebut peluang pemanfaatan sawit untuk produk UMKM
- CKG, cahaya harapan dari negara untuk masa senja berjaya
- Gubernur Sumut: 81 siswa SMP di Toba diduga keracunan MBG telah sehat
- Kemendag catat nilai transaksi UMKM BISA Ekspor capai Rp1,8 triliun
- Dari lokal ke global, UMKM Indonesia BISA Ekspor (bagian 2)
- Kesempatan edukasi bahan makanan dengan MBG Sekolah Luar Biasa Batam
- Minum air dan simpan sisa makanan jika alami dugaan keracunan MBG
Resep Populer
Rekomendasi

Sulsel proyeksikan surplus beras 2 juta ton di 2025

6 gaya hidup anak muda yang diam

Cegah penyakit, pencantuman label peringatan produk tinggi GGL didesak

Bantu ojol, Polres Jakpus dirikan Rakyat Mart dan Rakyat Auto

Kalteng pastikan dukungan penuh keberlangsungan program Sekolah Rakyat

Warga terdampak cuaca ekstrem di Kabupaten Bekasi capai 304 orang

HIPKA: Ekspor nonmigas tumbuh 8,96 persen tunjukkan minat global naik

BRIN temukan penggunaan "test kit" kurang sesuai dalam kegiatan MBG